Salam Syukur dari Gagal
Aku bertanya-tanya perihal kakiku yang lusuh tersayat aspal kehidupan, juga jemariku yang sudah tidak lurus karena berusaha menggapai segala mimpi disana. Lalu, bagaimana nafasku yang gagap ternyata memiliki paru-paru yang sehat? Dan juga, bagaimana jiwaku yang sekarat masih ada di dunia?
Ternyata jawabannya karena Tuhan sedang memberiku selamat.
“Selamat, kamu sedang menuju tangga yang lebih tinggi dan sudah melewati kesulitan yang lain.”
Padahal kupikir aku sedang diejek semesta karena sering gagal terhadap tujuan yang telah aku tetapkan.
Lalu aku ditampar syukur, syukur yang seringkali aku tinggal. Syukur yang seringkali tenggelam bersama praduga yang belum tentu jadi kenyataan.
“Tuhan, maaf.” Kataku.
Dan, ku ambil cermin yang sudah retak, masih kulihat ada aku di dalamnya. Aku, masih bisa melihat!
“Maaf.” Lagi, kataku sambil melihatnya.
Lalu ku lengkungkan senyuman yang sudah lama bersemayam dibalik lara.
“Terima kasih ya, sudah mau berjuang.”
Komentar
Posting Komentar