Pernah dengar?
Susahnya orang miskin hanya dapat dimengerti orang miskin, kayanya orang kaya hanya dapat dimengerti orang kaya. Sakitnya pejuang kanker hanya dapat dimengerti penderita kanker, dan sehatnya orang sehat hanya dapat dimengerti orang sehat.
Lewat teori dan melihat, kita mungkin bisa tau. Tapi soal rasa, tidak ada yang lebih mengerti daripada yang mengalami. Kita mungkin bisa memasukkan afirmasi-afirmasi positif, tapi penerimaannya tentu punya proses yang pelik. Karena bagi si empunya, ia sudah berproses dengan semua rasa itu atau bahkan tumbuh bersama.
Miskin-kaya, sakit-sehat, sedih-bahagia, sekiranya sampai mana standar yang ada untuk itu semua? Jawabannya, tidak ada.
Mungkin kita dituntut untuk tidak memperlihatkan sedih, susah, sakit. Mungkin kita harus memperlihatkan bahagia, yang intinya jangan sampai siapapun dapat melihat kelemahanmu. Itu bagus, tapi perlu diingat kamu adalah manusia.
Dengarkan siapapun yang menyemangati, tapi tetap ingat bahwa kamu yang paling mengerti dan tau dirimu sendiri.
Kadang-kadang mungkin orang lain terasa lebih mengenal kamu daripada dirimu sendiri. Karena itu, kenali lagi dirimu. Cintai lagi dirimu. Karena ketika kasih tertanam dengan luas pada dirimu, maka kebaikan-kebaikan akan turut serta menghampiri kamu.
Sampai sini apa kamu sudah mengerti?
Artinya aku mau bilang, tidak apa-apa jika kamu tidak baik-baik saja. Tidak apa-apa jika orang lain tidak mengerti. Karena kamu, adalah milik kamu.
Jangan terlalu keras dengan diri sendiri ya! Bahkan langit Tuhan yang luas dan tidak terbatas pun boleh menangis.
-i
Komentar
Posting Komentar